Rumah Dinas Adminstratur PG Jatibarang
Di Tahun 2009
Pabrik
gula (PG) Jatibarang adalah pabrik gula peninggalan Belanda di Hindia-Belanda
yang termasuk dalam komoditi yang diikutsertakan dalam program Cultuurstelsel.
PG Jatibarang dibangun tahun 1842. Semasa pendudukan Belanda di Indonesia dulu,
pemerintah Hindia-Belanda membangun 3 pabrik gula di kabupaten Brebes yaitu :
Pabrik
Gula Jatibarang
Pabrik
Gula Bandjaratma
Pabrik
Gula Kersana
PG
Jatibarang setelah kemerdekaan Indonesia masuk dalam wilayah PTPN IX (Persero),
karena besarnya biaya operasional dan perawatan serta berkurangnya lahan untuk
penanaman tebu, maka dari 3 pabrik gula itu digabungkan menjadi satu, yaitu di
Jatibarang.
Rumah dinas administrateur pabrik gula
Jatibarang di tahun 1927
Sejarah
Pabrik
Gula Jatibarang didirikan pada tahun 1842 oleh NV. MIJ TOT EXPLOITILE DER
SURKER ONDERNEMING. Berdasarkan PP No.24 tanggal 16 April 1959 tentang
penetapan perusahaan – perusahaan pertanian atau perkebunan, milik belanda
dibawah penguasaan RI SK Mentan No.229/UM/57 tanggal 10 Desember 1957 dibentuk
Pusat Perkebunan Negara Baru (PPN Baru).
Berdasarkan
UU No. 19 PRP tahun 1960 tentang perusahaan negara terdapat pembaharuan
struktur dan jabatan-jabatan inti PPN cabang Jawa Tengah agar tetap dipimpin
oleh kepala perwakilan jawatan perkebunan yang membawahi PPN dari unit Semarang
Barat dipimpin oleh kuasa direksi mengelola diantaranya Pabrik Gula Jatibarang.
Kelanjutan dari pabrik gula Jatibarang mengalami perubahan - perubahan yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah dan kepemilikan yang antara lain :
PP
No. 141 tahun 1961 dibentuk Badan Pemimpin Umum Perusahaan Perkebunan Negara
(BPU-PPN) yang berstatus badan hukum dan diserahi tugas menyelenggarakan
pekerjaan direksi perusahaan negara dibidang perkebunan. Untuk Jawa Tengah
dibentuk perwakilan BPU-PPN Jawa Tengah yang dipimpin oleh perwakilan pabrik
gula Jatibarang termasuk pada PPN kesatu Jawa Tengah dipimpin oleh kuasa
Direksi, pimpinan pabrik gula disebut Pimpinan.
PP
No. 1 tahun 1963 pabrik gula statusnya menjadi PPN gula
PP
No. 14 tahun 1966 tentang pendirian PNP XV dipimpin oleh Direksi yang terdiri
dari Direktur Utama dibantu 2 (dua) orang Direktur.
PP
No. 32 tahun 1973 tentang perubahan nama dari PNP XV menjadi PT. Perkebunan XV
(Persero).
Pabrik Gula Jatibarang
Dalam
rangka menyederhanaan bentuk perusahaan perkebunan berdasarkan akta notaris GHS
Loemban Tobing SH No. 7 / 1981, pengabungan PTP XV dan XVI menjadi
PT.Perkebunan XV-XVI (Persero)
Tahun
1996 status PTP XV-XVI (Persero) diubah dengan peraturan PP No. 11 menjadi PTP
Nusantara IX (Persero) yang digabung dengan Perkebunan non tebu (kopi, tebu,
kakao, karet dll termasuk agrowisata).
Gambaran
Umum
Tahun
pembuatan : 1842
Kepemilikan
: BUMN
Produksi
Gula
Jenis
Prosessing : Sulfitasi
Jenis
gula yang dihasilkan : SHS I.A. Konsumsi
Topografi
Tinggi
diatas permukaan laut = 7 – 8 Meter
Jenis
tanah = Aluvial <
Pengairan
Teknis = 79 %
Pompa
= 8 %
Tadah
hujan = 13 %
Prasarana
Pendukung
Sumber
air Pabrik dari Waduk Penjalin
Sumber
bahan baku pendukung Tanaman Tebu Wilayah Kerja PG. Jatibarang – Banjaratma
meliputi kab. Brebes dan Kab. Tegal
Jalan
Propinsi Fasilitas sosial Tempat Ibadah, Poliklinik dan Sarana Olah Raga
Bangunan Penting
Mbesaran
Mbesaran
berasal dari kata “Besar-an” yang artinya besar ( Rumah Besar ) sehingga
masyarakat sekitarnya menyebutnya dengan nama “Mbesaran”. Dari tahun ketahun
rumah Mbesaran ditempati oleh Administratur (Pimpinan Pabrik Gula) beserta
keluarga dari mulai Pemerintahan Belanda hingga saat penyerahan pabrik gula
dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan RI pada tahun 1957. Hingga tahun
2009 masih ditempati oleh Administratur namun di tahun 2010 Rumah Mbesaran
sudah tidak ditempati oleh Administratur karena dirasa terlalu besar dengan
kondisi saat ini. Sehingga Administratur pada saat itu yakni Bpk. Ir. Djoko
Wahjoediono mengambil kebijakan untuk tidak menempati rumah Mbesaran dan Rumah
Mbesaran dijadikan sebagai Tempat Wisata dan dijadikan Museum
Stasiun
Remise
Stasiun
Remise adalah salah satu Stasiun/Bagian dari beberapa Stasiun/Bagian yang ada
didalam Pabrik Gula Jatibarang, seperti Stasiun Remise di PG – PG lain di
Indonesia Stasiun Remise PG Jatibarang terasuk yang paling Megah dan terbesar
dari seni arsitekturnya. Selain Stasiun Remise ada beberapa Stasiun lainnya
seperti :
Stasiun
Gilingan, yaitu tempat proses tebu masuk hingga tebu digiling untuk diambil
Nira.
Stasiun
Pabrik Tengah, tempat proses nira masakan dari nira mentah menjadi nira kental
Stasiun
Puteran, proses pengkristalan gula
Stasiun
Besali, sebagai tempat maintenance untuk memenuhi kebutuhan pabrik dalam hal
pembuatan/pesanan pembuatan spare part
Stasiun
Ketelan, Dimana proses pemanasan Air yang menjadi uap sebagai alat penggerak
mesin d Stasiun Gilingan.
Stasiun
Listrik, Tempat instalasi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi Pabrik.
Stasiun
Remise adalah tempat berkumpulnya Loko baik loko uap maupun diesel atau juga
disebut sebagai Garasinya Loko. Bangunannya juga masih asli dengan arsitetur
dan desain dari Belanda. Konon bangunan Stasiun Remise ini adalah yang terbesar
dan termegah dibanding dengan milik Pabrik Gula di Dunia.
Kondisinya
masih sangat baik dari mulainya didirikannya pabrik ini tahun 1842 hingga kini
masih kokoh berdiri ini menandakan bahwa pada masa tersebut arsitektur
bangunannya dibuat untuk jangka waktu yang lama sehingga kualitasnya sangat
baik. Bangunan Stasiun Remise menghadap ke Timur dan terdiri dari 9 pintu masuk
untuk Loko dan dapat menyimpan sekitar 10 loko atau lebih baik loko uap maupun
loko diesel.
Loko
Uap yang ada saat ini dan masih digunakan di PG Jatibarang adalah :
-
Lokomotif Uap No 2 Merk Henschelson tahun pembuatan 1922
-
Lokomotif Uap No 5 Merk Arnold Yung tahun pembuatan 1916
-
Lokomotif Uap No 10 Merk Arnold Yung tahun pembuatan 1929
-
Lokomotif Uap No 12 Merk Crenstein tahun pembuatan 1938
Bangunannya
sangat unik dengan jalur kereta yang sangat banyak namun ada yang lebih unik
lagi yakni tepat didepan bangunan tersebut ada tempat untuk memutar-mutarkan
loko guna mengambil jalur yang akan digunakan.
Tradisi
Tahunan
Metikan
Setiap
tahun, setiap masa pemanenan tebu atau istilahnya "metik" diadakan
pasar malam. Sebagian masyarakat menyebutnya metikan atau "bancakan"
untuk beberapa wilayah Brebes bagian barat. Tradisi ini masih berlangsung
sampai kini.
Manten
Tebu
Temanten
tebu adalah simbol dari hasil tebu yang meruah, boneka-bonekaan yang terbuat
dari batang tebu itu didandani mirip pengantin dan diarak keliling kota dan
setelah diarak maka akan diadakan walimahan yang dihadiri oleh para pegawai
pabrik gula.
Alamat
Pabrik
Jl.
Raya Jatibarang - Slawi 52261 Kec. Jatibarang Kab. Brebes Provinsi Jawa Tengah
- Indonesia Telp. 0283 6183007, Fax. 0283 6183009
(
sumber, Wikipedia )