( Foto, solocity.wordpress.com )
-----------------
Pendirian
Masjid Mangkunagaran diprakarsai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya
Mangkunagara I di Kadipaten Mangkunagaran sebagai masjid Lambang Panotogomo.
Sebelumnya
terletak di wilayah Kauman, Pasar Legi, namun pada masa Adipati Mangkunagara II
dipindah ke wilayah Banjarsari dengan pertimbangan letak masjid yang strategis
dan dekat kepada Pura Mangkunagaran.
Pengelolaan
masjid dilakukan oleh para abdi dalem Pura Mangkunagaran, sehingga status
masjid merupakan Masjid Pura Mangkunagaran. Pemugaran
besar-besaran atas Masjid Mangkunagaran terjadi pada saat pemerintahan Adipati
Mangkunagara VII, pada saat itu Mangkunagara VII meminta seorang arsitek dari
Prancis untuk ikut serta mendesain bentuk masjid ini. Luas
kompleks masjid sekitar 4.200 meter persegi dengan batas pagar tembok keliling
sebagian besar di muka berbentuk lengkung.
Masjid
Mangkunagaran terdiri dari:
Serambi:
merupakan ruangan depan masjid dengan saka sebanyak 18 yang melambangkan umur
Raden Mas Said (Mangkunagara I) ketika keluar dari Keraton Kasunan Surakarta
untuk dinobatkan sebagai Adipati Mangkunagaran. Di serambi terdapat bedug yang
bernama Kanjeng Kyai Danaswara.
( Foto, forumbebas.com )
---------------
Maligin:
dibangun atas prakarsa Adipati Mangkunagara V, digunakan untuk melaksanakan
khitanan bagi putra kerabat Mangkunagaran. Sejak pemerintahan Mangkunagara VII
Maligin diperkenankan untuk digunakan oleh Muhammadiyah sebagai tempat khitanan
masyarakat umum.
Ruang
Salat Utama: merupakan ruang dalam dengan 4 soko guru dan 12 penyangga pembantu
yang berhias huruf kaligrafi Alquran.
Pawasteren:
merupakan bangunan tambahan yang dipergunakan untuk tempat salat khusus wanita.
Menara:
dibangun tahun 1926 pada masa Mangkunagara VII. Digunakan untuk menyuarakan
adzan, pada saat itu dibutuhkan 3-4 orang muadzin untuk adzan bersama-sama
dalam menara ke 4 arah yang berbeda.
Saat
ini Masjid Mangkunagaran bernama Al-Wustho, diberi nama demikian pada tahun
1949 oleh Bopo Penghulu Pura Mangkunagaran Raden Tumenggung K.H. Imam Rosidi.
Masjid Mangkunagaran merupakan masjid yang cukup unik karena di sini dapat
dilihat hiasan kaligrafi Alquran di berbagai tempat, seperti pada pintu
gerbang, pada markis/kuncungan, soko dan Maligin.
(Wikipedia
)