Masjid
Agung Banten di tahun 1880-an (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias
Cornelis Rappard)
---------------------------
Masjid
Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan
nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang
datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi
juga dari berbagai daerah
di Pulau Jawa. Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, sekitar 10 km
sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana
Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra
pertama dari Sunan Gunung Jati. Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini
adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda China yang juga
merupakan karya arsitek Cina yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang
dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama. Di
masjid ini juga terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta
keluarganya.
Masjid
Agung Banten tahun 2011
--------------------------
Yaitu
makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan
Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat
makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya. Masjid
Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan
bangunan inti Masjid ini. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk
persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancang
oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya,
acara-acara seperti rapat dan kajian Islami dilakukan di sini. Sekarang
bangunan ini digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang pusaka. Menara
yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid. Menara
ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter
bagian bawahnya kurang lebih 10 meter.
Bagian
dalam masjid
---------------------------
Untuk
mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati
lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Pemandangan di sekitar masjid
dan perairan lepas pantai dapat terlihat di atas menara, karena jarak antara
menara dengan laut yang hanya sekitar 1,5 km. Dahulu, selain digunakan sebagai
tempat mengumandangkan adzan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz
Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.