SMA Negeri 1 Medan

SMA Negeri (SMAN) 1 Medan, atau Smansa Medan, terletak di Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1, Medan, Sumatera Utara. Smansa Medan melahirkan banyak pemimpin dan tokoh publik di tingkat regional maupun nasional. Mulai dari ketua lembaga tinggi negara, menteri, senator DPD, anggota DPR, gubernur, pangdam, rektor, pemimpin partai politik. Banyak alumni Smansa Medan sukses sebagai pengusaha, politisi, pendidik, ilmuwan, sutradara film, fotografer, aktor, penyanyi, hingga musisi.
Smansa Medan berdiri sejak tahun 1950. Berdiri di jantung pusat kota yang kosmopolitan, Smansa Medan adalah sekolah bersejarah yang paling dinamis di pulau Sumatera. Smansa Medan dikenal sebagai salah satu sekolah menengah atas negeri terbaik di Indonesia.

Sekolah ini memiliki tradisi panjang dalam menghasilkan prestasi akademik yang unggul. Tahun 2014, nilai UN tertinggi se-Sumatera (peringkat 9 se-Indonesia) untuk jurusan Ilmu Pengetahun Alam (IPA) diraih oleh siswi Smansa Medan, Fitra Febrina. Sekolah ini banyak memenangi berbagai olimpiade atau kejuaraan di bidang sains dan bahasa serta olahraga. Smansa Medan juga dikenal memiliki jejak unik dalam melahirkan siswa-siswi kreatif yang berbakat di bidang kesenian, khususnya musik. Banyak murid Smansa Medan yang meraih prestasi tinggi ketika masih menempuh studinya. Contohnya Rini Wulandari (penyanyi pemenang pertama Indonesian Idol musim ke-4 tahun 2007 di RCTI) hingga Uma Tobing (penyanyi pemenang pertama Indonesia Mencari Bakat musim ke-2 tahun 2010-2011 di TransTV).

Sejarah Sekolah
Pendirian SMA Negeri 1 Medan dirintis pada tanggal 18 Agustus - 1 September tahun 1950, pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1, Medan. Sebelum menempati lokasi Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1 Medan, Smansa pernah berubah menjadi SMA darurat yang berlokasi di Jalan Seram Biru pada masa agresi Belanda yang kerap melakukan aksi polisionil.
Dahulu, SMA Negeri 1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan Medan. Pada tahun 1954, Kepala Urusan Pendidikan SMA Depdikbud menugaskan beberapa SMA negeri terpilih untuk mengadakan kurikulum baru. Sekolah-sekolah ini kemudian disebut sebagai SMA Teladan di masing-masing kota tersebut. Didasari oleh SK Mendikbud nomor 12807/a/c pada tanggal 16 Desember 1957, beberapa SMA Teladan berdiri di Jakarta, Medan, Surabaya, Bukit Tinggi, dan Yogyakarta . SMA Teladan sendiri terdiri menjadi tiga bagian. Bagian A bermaterikan Sastra Budaya, bagian B mengajarkan Ilmu Pasti, dan bagian C bermaterikan Sosial Ekonomi. Prof. Anwar Nasution (Guru Besar FE UI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2004-2009) adalah salah satu alumni Smansa Medan saat masih bernama SMA Teladan Medan.
Tak lama kemudian, proyek SMA Teladan diterapkan di seluruh Indonesia. Sejak saat itu, nama SMA Teladan Medan berubah menjadi SMA Negeri 1 Medan. Di era reformasi, sekolah ini sempat berubah menjadi SMU Negeri 1 Medan seiring perubahan nama Sekolah Menengah Atas menjadi Sekolah Menengah Umum di seluruh Indonesia. Hingga kini, sekolah ini kembali disebut sebagai SMA Negeri 1 Medan (Smansa Medan).
Sejak berdiri, walau beberapa kali berubah nama, Smansa Medan tetap konsisten menerapkan disiplin yang tegas dalam menjalankan pengajaran dan pendidikan. Tradisi ini dijalankan semenjak Rondang M. Simanjuntak menjabat sebagai Direktur Sekolah sejak tahun 1950 hingga 1960. Sosok kepala sekolah pertama Smansa Medan ini digambarkan oleh salah seorang mantan siswanya, Derom Bangun, sebagai berikut, "Pak Rondang memang terkenal sebagai orang yang aktif sekali. Perawakannya tidak begitu tinggi dan berwajah halus. Tapi soal ketegasan, tidak ada orang yang bisa mematahkannya. Kemampuannya menguasai bahasa luar biasa hebatnya. Pernah suatu kali saya mendengar dia menerima telepon di kantornya. Rupanya telepon itu dari seorang guru bahasa Jerman. Mereka pun terlibat dalam percakapan bahasa Jerman."[2]])
Sejak berdiri, Smansa Medan menerapkan pembauran inklusif. Murid dan guru, serta kepala sekolah, berasal dari berbagai etnis: Aceh, Batak, Bugis, Jawa, India, Melayu, Nias, Sunda, Tionghoa, dan lain-lain. Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama. Siswa atau guru dari etnis yang sama tetap menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan. Selain keberagaman etnis, sekolah ini juga terkenal dengan keberagaman agama: mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Smansa Medan dikenal karena memberikan kebebasan menghidupkan toleransi kegiatan siswa dengan agama berbeda: mulai dari aktivitas perkumpulan siswa bernuansa islami hingga paduan suara siswa nasrani, masing-masing memiliki prestasi.
Walau bersifat inklusif dalam pembauran, seleksi penerimaan siswa Smansa Medan bersifat eksklusif berdasarkan tolok ukur nilai akademik. Didorong animo para pendaftar yang pada umumnya memiliki nilai akademik tinggi, Smansa Medan dituntut untuk menyeleksi hanya yang terbaik dari yang terbaik. Dengan komposisi siswa pilihan terbaik, Smansa Medan dikenal dengan tradisi menghasilkan lulusan yang diterima di berbagai kampus terbaik di Indonesia (UI, ITB, ITS, UGM, IPB, UNPAD, USU, UNDIP, dll) dan berbagai perguruan tinggi terbaik luar negeri (Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, dan lain-lain). Selain itu, lulusan Smansa Medan juga banyak berhasil melanjutkan sekolah di jenjang pendidikan militer (Akmil, AAU, AAL, Akpol).
Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Medan ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Sejak tahun 2013, sekolah ini memakai Kurikulum 2013 untuk kelas X dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk kelas XI dan XII. Sejak tahun 2000-an, Smansa Medan dikenal keberhasilannya dalam penyelarasan disiplin pendidikan yang ketat serta kelonggaran memacu kreativitas di bidang kesenian.

Sejarah Kepala Sekolah
R. M. Simanjuntak, M.Sc (1950-1960)
C. M. Simorangkir (1960-1965)
Drs. A. Sinaga (1965-1982)
Morhan Silaban (1982-1989)
Drs. H. M. Syarif Nasution (1989-1993)
Drs. Bahiman Rambe (1993-2000)
Drs. Tukino (2000-2003)
Dra. Yustini Manah Lubis (2003-2006)
Dra. Hj. Rebekka Girsang (2006-2012)
Dra. Hj. Safrimi, Mpd (2012-2013)
Drs. H. Ahmad Siregar, MM (2013)
sumber,id.wikipedia.org