Benteng VOC Kalimo'ok

Benteng VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Kalimo'ok adalah salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh BP3 Trowulan Jawa Timur. Benteng ini merupakan satu-satunya bangunan benteng yang ada di Pulau Madura. Posisi benteng ini berada jauh dari Pelabuhan Kalianget dan juga pusat kota, kira-kira 4 Km dari pelabuhan Kalianget dan 7 Km dari keraton Sumenep, Atau 1 Km dari Bandar Udara Trunojoyo

Sejarah Pembangunan
Sebagai daerah transit dengan bandar terbesar di Pulau Madura, Perairan Kalianget selalu ramai dilalui kapal-kapal dagang besar yang akan berlabuh ke perairan Indonesia Timur, membuat pihak kongsi dagang untuk Hindia Belanda "VOC" kala itu, membangun sistem pengamanan untuk wilayah Sumenep guna menghindari serangan-serangan dari luar. Tercatat dalam sejarahnya VOC pernah membangun dua buah benteng di Sumenep, benteng yang pertama dibangun di desa Kalianget barat kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep namun, pembangunan benteng tersebut kurang sempurna dan lokasinya juga
berada pada tempat yang kurang strategis, sehingga dalam kenyataannya benteng ini hanya digunakan sebagai gudang perdagangan kala itu. oleh karena itu bekas benteng tersebut oleh masyarakat sekitar dikenal dengan sebutan "Loji Kanthang" atau "Jikanthang". Kemudian pada tahun 1785, VOC membangun lagi sebuah benteng di Dusun Bara’ Lorong Desa Kalimo’ok Kecamatan Kalianget, kira-kira 500 m sebelah utara Kali Marengan. Ketika tahun 1811 Inggris datang ke Indonesia untuk merebutnya dari tangan Belanda, sehingga Gouverneur Generaal J. W. Jansen kalah perang lalu mundur ke Semarang untuk melawan Ingris disana. Pangeran Notonegoro cepat membantu dengan membawa 1000 orang prajurit barisan keraton, sesampainya di Semarang tidak jadi berperang karena Belanda menyatakan takluk pada Ingris dibawah pimpinan Thomas Stamford Bingley Raffles. Oleh Thomas Stamford Bingley Raffles, Pangeran Natanegara disuruh kembali ke Sumenep dengan diiring oleh seorang Kapiten dan 100 orang serdadu Inggris. Ketika Pangeran Natanegara berada di Semarang, tentara Ingris masuk ke Sumenep melalui perairan Kalianget, dan disambut perang oleh Patih kerajaan. Ki Mangundireja. Ternyata Ki Mangundireja tewas ditembak tentara Ingris di Loji/benteng tersebut bersama tiga orang menteri kerajaan beserta 70 orang Prajurit. Kemudian oleh orang Sumenep dibuat ‘parèbhâsan’ / peribahasa : “jimbrit baceng kamarong kellana marongghi – Ingris ḍateng Kè Mangon matè è lojhi” artinya Ingris datang Ki Mangun Mati di Loji.

Arsitektur Bangunan
Benteng Kalimo’ok berdiri di atas tanah seluas 15.000 m2, panjang 150 m, lebar 100 m dengan tinggi tembok kurang lebih 3 m dalam kondisi saat ini rusak dan tidak terawat. Benteng Sumenep mempunyai area persegi dengan empat bastion dengan lebar 5 meter. Pada setiap sudutnya selain itu di benteng ini juga diasramakan sekitar 25 – 30 tentara di bawah pimpinan seorang Letnan. Benteng Kalimo’ok Sumenep dibangun dari bata dengan dua pintu masuk, masing-masing ada di sisi utara dan sisi selatan.
Selain itu juga sekitar 300 meter sebelah barat dari benteng ini juga ada sebuah pemakaman orang-orang Belanda / Kherkoop. Sayang, kondisinya sama tidak terawatnya dengan konsisi benteng saat ini.

Referensi
Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep
( id.wikipedia.org )